Sepatu bermotif batik? Mungkin telah ada. Namun, bagaimana jika sepatu safety bermotif batik?
Inspirasi tersebut yang diusung tiga sekawan dari STIKOM Surabaya, Fredy Priyambodo, Zhulfiki Arbhi Rochdiansyah, dan Muhammad Apri Sastriyono saat ajukan proposal untuk Program Kreatifitas Mahasiswa pada 2014.
Sepatu safety yang umumnya hanya mempunyai jenis yang itu-itu saja, disulap jadi lebih fashionable oleh Fredy, Arbhi, dan Apri.
“Ide itu nampak saat mulai banyak rekan-rekan kami yang suka pada sepatu boots sama sepatu safety untuk kuliah. Juga karena sepatu safety jenisnya bebrapa demikian saja, ” kata Arbhi.
Sepatu-sepatu yang mereka pakai itu, tutur mahasiswa System Info STIKOM Surabaya itu, mempunyai jenis yang standard.
Lalu tiga teman dekat itu memikirkan untuk membuat sepatu safety dengan motif batik tetapi tak kurangi keamanan dan kenyamanan sebagai maksud paling utama pemakaian sepatu safety.
Kenapa batik? Motif batik yang etnik dan khas Indonesia, menurut Arbhi, jadi daya tarik sendiri pada sepatu safety yang mereka design dan buat.
Terkecuali lebih modis, juga menunjukkan batik begitu pas diterapkan ke beberapa hal, tidak kecuali sepatu safety yang biasanya dipakai oleh pekerja lapangan.
Dengan motif batik, sepatu safety bermerek Fred Shoes itu jadi dapat dipakai oleh semuanya kelompok dari anak muda sampai orang dewasa, anak kuliahan sampai komune motor yang saat ini banyak jadi pelanggan mereka.
Sesudah lolos pendanaan Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) dari Dikti, mereka memperoleh dana hibah sebesar Rp 10 juta untuk mengawali usaha awal.
“Pertama kami survey untuk mencari perajin dan bahan yang pas, lantas coba membuat lima gunakan sepatu dengan design batik yang tidak sama, ” narasi Arbhi.
Sepatu safety Fred Shoes di buat dengan tangan memakai kulit sapi asli.
Solnya memakai pentil dengan system press dan jahitan dobel hingga tak licin dan begitu kuat untuk dipakai bermacam kesibukan. Mulai dari touring sampai naik gunung.
Bagian depan sepatu dilapis dengan besi hingga aman untuk dipakai pekerja proyek yang melibatkan beberapa barang berat.
Satu gunakan sepatu Fred Shoes pendek di jual dengan harga sekitar Rp 230-235 ribu. Sedang sepatu yang tinggi di bandrol harga Rp 250 ribu.
Sekarang ini pelanggan Fred Shoes didominasi oleh anggota komune motor, mahasiswa, dan juga pernah memperoleh order dari satu pabrik.
Usaha Fred Shoes yang diawali pada akhir 2015 sampai sekarang ini sudah memperoleh omzet sebesar Rp 5-10 juta, dengan per bulannya menghasilkan sekitar 50 gunakan sepatu.
Ubah Brand
Nama brand Fred Shoes diambil untuk pemasaran sepatu safety bermotif batik karena Fredy yang saat itu melakukan tindakan sebagai ketua.
“Saat itu kami memikirkan untuk membuat nama brand yang gampang diingat dan kami tidaklah terlalu memikirkan panjang, ” ungkap Arbhi.
Tetapi sesudah nyaris setahun jalan, mereka setuju untuk merubah nama brand mereka jadi Wayangan.
Nama Wayangan diambil karena mereka anggap semakin dapat melukiskan product mereka yang menonjolkan motif batik pada sepatu safety.
Kotak untuk product sepatu keselamatan mereka juga telah mulai berpindah jadi brand Wayangan, tetapi memanglah perlu sistem dan saat untuk ganti semua.
Dengan brand Wayangan, mereka selalu tingkatkan kwalitas dan memberi design sepatu safety boot motif batik.
“Selama ini kami masihlah memakai motif yang umum yakni dari Madura, Jogja, dan Solo, ” tutur Arbhi.
Saat ada customer yang menginginkan pesan design spesial, mereka juga buka peluang.
Design spesial itu lalu akan masuk sistem pembuatan sepanjang 1-2 minggu.
Sepatu safety motif batik yang mereka design di buat oleh perajin-perajin di sekitaran Surabaya dan Sidoarjo dengan cara handmade dan di jual lewat account instagram.
Mereka mengharapkan yang akan datang usaha Fred Shoes, atau yang akan di kenal dengan brand Wayangan, dapat selalu eksis dan jalan lalu dapat mempunyai workshop dan outlet sendiri.
Inspirasi tersebut yang diusung tiga sekawan dari STIKOM Surabaya, Fredy Priyambodo, Zhulfiki Arbhi Rochdiansyah, dan Muhammad Apri Sastriyono saat ajukan proposal untuk Program Kreatifitas Mahasiswa pada 2014.
Sepatu safety yang umumnya hanya mempunyai jenis yang itu-itu saja, disulap jadi lebih fashionable oleh Fredy, Arbhi, dan Apri.
“Ide itu nampak saat mulai banyak rekan-rekan kami yang suka pada sepatu boots sama sepatu safety untuk kuliah. Juga karena sepatu safety jenisnya bebrapa demikian saja, ” kata Arbhi.
Sepatu-sepatu yang mereka pakai itu, tutur mahasiswa System Info STIKOM Surabaya itu, mempunyai jenis yang standard.
Lalu tiga teman dekat itu memikirkan untuk membuat sepatu safety dengan motif batik tetapi tak kurangi keamanan dan kenyamanan sebagai maksud paling utama pemakaian sepatu safety.
Kenapa batik? Motif batik yang etnik dan khas Indonesia, menurut Arbhi, jadi daya tarik sendiri pada sepatu safety yang mereka design dan buat.
Terkecuali lebih modis, juga menunjukkan batik begitu pas diterapkan ke beberapa hal, tidak kecuali sepatu safety yang biasanya dipakai oleh pekerja lapangan.
Dengan motif batik, sepatu safety bermerek Fred Shoes itu jadi dapat dipakai oleh semuanya kelompok dari anak muda sampai orang dewasa, anak kuliahan sampai komune motor yang saat ini banyak jadi pelanggan mereka.
Sesudah lolos pendanaan Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) dari Dikti, mereka memperoleh dana hibah sebesar Rp 10 juta untuk mengawali usaha awal.
“Pertama kami survey untuk mencari perajin dan bahan yang pas, lantas coba membuat lima gunakan sepatu dengan design batik yang tidak sama, ” narasi Arbhi.
Sepatu safety Fred Shoes di buat dengan tangan memakai kulit sapi asli.
Solnya memakai pentil dengan system press dan jahitan dobel hingga tak licin dan begitu kuat untuk dipakai bermacam kesibukan. Mulai dari touring sampai naik gunung.
Bagian depan sepatu dilapis dengan besi hingga aman untuk dipakai pekerja proyek yang melibatkan beberapa barang berat.
Satu gunakan sepatu Fred Shoes pendek di jual dengan harga sekitar Rp 230-235 ribu. Sedang sepatu yang tinggi di bandrol harga Rp 250 ribu.
Sekarang ini pelanggan Fred Shoes didominasi oleh anggota komune motor, mahasiswa, dan juga pernah memperoleh order dari satu pabrik.
Usaha Fred Shoes yang diawali pada akhir 2015 sampai sekarang ini sudah memperoleh omzet sebesar Rp 5-10 juta, dengan per bulannya menghasilkan sekitar 50 gunakan sepatu.
Ubah Brand
Nama brand Fred Shoes diambil untuk pemasaran sepatu safety bermotif batik karena Fredy yang saat itu melakukan tindakan sebagai ketua.
“Saat itu kami memikirkan untuk membuat nama brand yang gampang diingat dan kami tidaklah terlalu memikirkan panjang, ” ungkap Arbhi.
Tetapi sesudah nyaris setahun jalan, mereka setuju untuk merubah nama brand mereka jadi Wayangan.
Nama Wayangan diambil karena mereka anggap semakin dapat melukiskan product mereka yang menonjolkan motif batik pada sepatu safety.
Kotak untuk product sepatu keselamatan mereka juga telah mulai berpindah jadi brand Wayangan, tetapi memanglah perlu sistem dan saat untuk ganti semua.
Dengan brand Wayangan, mereka selalu tingkatkan kwalitas dan memberi design sepatu safety boot motif batik.
“Selama ini kami masihlah memakai motif yang umum yakni dari Madura, Jogja, dan Solo, ” tutur Arbhi.
Saat ada customer yang menginginkan pesan design spesial, mereka juga buka peluang.
Design spesial itu lalu akan masuk sistem pembuatan sepanjang 1-2 minggu.
Sepatu safety motif batik yang mereka design di buat oleh perajin-perajin di sekitaran Surabaya dan Sidoarjo dengan cara handmade dan di jual lewat account instagram.
Mereka mengharapkan yang akan datang usaha Fred Shoes, atau yang akan di kenal dengan brand Wayangan, dapat selalu eksis dan jalan lalu dapat mempunyai workshop dan outlet sendiri.